Pipo - Film-film Hollywood yang beredar di pasaran Indonesia, sudah tidak perlu lagi ditanyakan kualitasnya. Baik dari segi akting, cerita, maupun efek visual yang disajikan sangatlah bagus. Tapi, tahukah anda bahwa di balik kesuksesan film-film Hollywood itu, ada kiprah para putri bangsa di dalamnya? Berikut ini tiga putri bangsa di balik kesuksesan film-film Hollywood, antara lain:
1. Rini Sugianto
Putri bangsa pertama yang berada di balik kesuksesan film Hollywood, adalah Rini Sugianto. Perempuan yang telah mengenyam pendidikan arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung ini lebih tertarik pada bidang animasi. Alhasil, dia kemudian melanjutkan studi animasi di Academy of Art University, San Fransisco.
Setelah menyelesaikan pendidikannya itu di tahun 2005, Rini memulai debutnya dengan magang di sebuah perusahaan game di San Fransisco. Setelah 3 bulan bekerja di sana, dia langsung diangkat menjadi karyawan. Pada tahun 2010, Rini kemudian bergabung dengan Weta Digital di Selandia Baru.
Sepanjang kariernya, Rini pernah menggarap beberapa film Hollywood seperti The Adventure of TinTin (2011), The Hobbit: The Desolation of Smaug (2013), Iron Man 3 (2013), The Hunger Games: Catching Fire (2013), Ted 2 (2015), dan The Avengers: Age of Ultron (2015).
2. Griselda Sastrawinata
Putri bangsa lainnya yang berada di balik kesuksesan film Hollywood, adalah Griselda Sastrawinata. Perempuan kelahiran Jakarta tahun 1982 ini, menamatkan pendidikannya di Art Center College of Design di Pasadena, California, dan mendapat gelar Valedictorian.
Kesuksesannya dalam menggarap film Hollywood ini bermula pada tahun 2010, saat dirinya menangani film "Shrek Forever After". Setelah itu, secara berturut-turut dia menggarap beberapa film Hollywood lain seperti Neighbors From Hell (2010), Donkey's Christmas Shrektacular (2010), Kungfu Panda: Secrets of The Masters (2011), Puss in Boots (2011), Puss in Boots: The Three Diablos (2012), Rise of the Guardians (2012), The Croods (2013), How to Train Your Dragon 2 (2014), Penguins of Madagascar (2014), Home (2015), dan Moana (2016). Film terakhir yang ia garap adalah Ralph Breaks The Internet (2018).
3. Faza Amaly Sulthon
Faza Amaly Sulthon adalah putri bangsa yang juga berada di balik kesuksesan beberapa film Hollywood. Faza bekerja di bidang efek visual, lebih tepatnya sebagai compositor.
Perempuan kelahiran 1993 ini, bertugas untuk menggabungkan seluruh elemen menjadi satu dan menambah efek-efek visual, sehingga membuatnya terlihat sangat nyata di mata. Beberapa film yang pernah digarap Faza, diantaranya The Finest Hour (2016), X-Men: Apocalypse (2016), Ghost in The Shell (2017), Wonder Woman (2017), The Mummy (2017), dan Jumanji: Welcome to the Jungle (2017).
Setelah sukses berkarier di Hollywood selama kurang lebih 2,5 tahun, Faza kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mewujudkan mimpi awalnya, yakni membuat film sendiri. Kini, ia tengah merintis usaha film animasi bernama Hompimpa.
ConversionConversion EmoticonEmoticon